Osteoporosis Penyakit Tulang Yang Bisa Membuat Kita Menjadi Lumpuh

Osteoporosis Penyakit Tulang Yang Bisa Membuat Kita Menjadi Lumpuh

Osteoporosis

Apa itu Osteoporosis?

Kompihub — Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis merupakan tulang yang keropos, merupakan penyakit yang mempunyai sifat khas berupa penurunan massa tulang di sertai penurunan kwalitas jaringan tulang yang dapat memunculkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).

Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis merupakan penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, di sertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kwalitas jaringan tulang, yang pada akibatnya memunculkan pengaruh meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).

Penyakit ini tak jarang di sebut sebagai silent disease karena pengerjaan kepadatan tulang berkurang secara pelan (terpenting pada penderita osteoporosis senilis) dan berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa di sertai adanya gejala.

Osteoporosis di sebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini umumnya akan di awali ketika seseorang menjelang umur 35 tahun.

Selain faktor umur, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta budaya mengisap rokok.

Penyebab Osteopoporosis

Osteoporosis tak jarang kali tidak memunculkan gejala apa pun. Situasi ini umumnya baru di kenal ketika seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita dapat mengalami gejala berikut:

Gampang mengalami patah tulang walau hanya karena benturan yang ringan
Nyeri punggung yang umumnya di sebabkan oleh patah tulang belakang
Postur badan membungkuk
Tinggi badan berkurang

Tulang mengalami pengerjaan pembaruan secara konstan. Tulang baru di buat dan tulang lama di hancurkan. Saat masih muda, tubuh dapat membuat tulang baru lebih kencang ketimbang memecah tulang tua dan massa tulang meningkat. Sesudah awal umur 20-an, pengerjaan hal yang demikian melambat, dan kebanyakan orang menempuh puncak massa tulang pada umur 30 tahun. Seiring bertambahnya umur, massa tulang sirna lebih kencang ketimbang pembentukannya.

Risiko penyakit ini beberapa bergantung pada seberapa banyak massa tulang yang di tempuh di masa muda. Kian tinggi massa tulang puncak, kian banyak tulang yang ‘di simpan’, dan kian kecil pula kemungkinan terkena kondisi kesehatan ini.

Faktor Risiko Osteoporosis

Hal yang menjadi risiko penyakit ini meliputi banyak kondisi, di antaranya dapat di modifikasi dan beberapa lainnya tidak dapat di modifikasi.

Faktor risiko yang dapat di modifikasi:

Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berhubungan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, maupun menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Padahal pada laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan penyakit tulang ini. Pengaplikasian ini dapat di modifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi hormonal.
Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak menerima gizi yang harus, sehingga kekurangan bagian yang di perlukan untuk menjaga kepadatan tulang.
Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Mengisap obat-obatan tertentu.
Kurangnya aktivitas lahiriah.
Faktor.
Konsumsi alkohol
Faktor risiko yang tidak dapat di modifikasi:

Usia kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis ketimbang pria.
. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang individu dengan umur lanjut sekitar 40 tahun ke atas.
Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan.
Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia mempunyai risiko p aling tinggi di banding perempuan Hispanik dan kulit hitam.
Riwayat keluarga dengan osteoporosis.