Olahraga Anggar : Sejarah dan Aturan Bermainnya

Pada artikel kali ini akan membahas tentang olahraga anggar mulai dari sejarah dan aturan bermainnya. Anggar adalah olahraga rekreasi permainan pedang yang dapat nikmati oleh orang-orang dari segala usia, dan menawarkan banyak manfaat. Anggar adalah latihan fisik dan mental, pemain anggar belajar mengasah strategi mereka melawan lawan dari berbagai tingkat keterampilan, dan membangun ketahanan fisik, kelincahan, dan akurasi.

Seiring perkembangan jaman, perlindungan badan mulai gunakan. Pedang yang gunakan pun tidak lagi pedang sungguhan. Istilah senjata yang digunakan anggar sebutannya epee.

 

KOMPIHUB

Sejarah Olahraga Anggar

Jerman salah satu negara pertama yang memperkenalkan olahraga anggar di abad ke-14. Seperti disinggung sebelumnya, bahwa olahraga ini awalnya tidak ada perlindungan sama sekali. Kemudian ada salah satu Bangsawan Spanyol, Kapten Cordoba, dialah orang yang pertamakali menggunakan pelindung tangan. Dari sinilah mulai memodifikasi cabang olahraga yang cukup membahayakan ini. Misalnya mengubah pedang sungguhan menjadi pedang kecil yang tidak berbahaya.

Berlanjut di abad ke-15 mulai banyak sekolah-sekolah Eropa yang mempelajari cabang olahraga satu ini. Berlanjut ke abad 16 banyak lahir atlet berbakat dari Eropa. Maka tidak heran jika akhirnya Eropa meresmikan permainan anggar Ranier. Mengingat sudah jadikan sebagai cabang olahraga anggar yang pertandingkan, terbuatlah peraturan olahraga anggar.

Sejarah Olahraga Anggar Masuk Di Indonesia

Sebenarnya olahraga anggar juga sudah gunakan sejak zaman kerajaan Majapahit. Beladiri ini dulu masih menggunakan keris, tombak dan pedang. Kemudian saat Penjajah belanda, beladiri menggunakan senjata tajam larang, yang melarang akan mendapatkan sanksi hukum berat. Para penjajah Belanja pun setelah sekian lama, memperkenalkan anggar. Itupun hanya gunakan oleh orang-orang tertentu, hanya untuk kalangan militer. Anggar kala itu menjadi beladiri wajib yang harus pelajari.

Sekolah yang memberikan pelatihan Anggar Indonesia kala itu berada  Sekolah Olahraga Militer Bandung. Lama pendidikan selama satu tahun dan dilatih secara langsung dari pelatih Belanda. Selain Bandung, ada juga yang Magelang.

Singkat cerita, anggar pun menarik perhatian masyarakat Indonesia secara umum. Saat anggar resmi jadi olahraga anggar, Indonesia pun tidak kalah ingin berperan dan mampu melahirkan tokoh militer anggar. Antaranya ada Dr. Singgih Suparman, Warsim, Maryono, Atmosuwirdjo dan masih banyak lagi

Lahirnya para tokoh tersebut yang menjadi estafet perkembangan olahraga ini ke seluruh Indonesia. Pada tahun 1948 Olahraga ini tampilkan dalam PON I untuk demonstrasi. Baru pada PON II kejuaraan Anggar. PON III mulai muncul wajah-wajah pemain Anggar dari usia muda. Akhirnya, sekarang olahraga anggar setiap ada Pekan Olahraga Nasional, selalu adakan hingga sekarang. Lembaga yang menaungi olahraga ini Indonesia adalah Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi).

Aturan Bermain Anggar

Pertarungan olahraga ini berlangsung pada atas alas yang sebut “strip” atau “piste”, dengan panjang sekitar 14 meter dan lebar 2 meter. Senjata dua pemain anggar masing-masing hubungkan dengan tali melalui lengan baju mereka ke mesin penilaian listrik yang pasangkan dengan lawan.

Selanjutnya, mereka menguji apakah senjata dan tali mereka berfungsi dengan benar dengan menyentuh lawan mereka pada target mereka, pakaian logam yang sebutannya adalah lamé (kecuali dalam kasus epeéists, yang tidak memakai lamé, menguji dengan menyentuh ujung pelindung senjata lawan mereka).

Mereka kembali ke garis start masing-masing dengan jarak 4 meter, memberi hormat kepada lawannya, memakai topengnya, dan masuk ke posisi en garde, menghadap lawannya dan bersiap untuk anggar.

Wasit kemudian menginstruksi awal pertarungan. Pemain anggar tetap menghadap ke arah lawan mereka dan tidak boleh meninggalkan strip selama pertandingan. Untuk mendapatkan skor, pedang pemain sensitif secara elektronik, seperti area penilaian tubuh, dan hubungkan dengan kabel tubuh ke kotak skor. Ketika poin catat, ada nada yang terdengar dan lampu menyala.