Sejarah Olahraga Gulat Dunia dan Indonesia

 

Pada artikel ini akan membahas tentang Sejarah serta Teknik Dasar Olahraga Gulat. Olahraga ini merupakan kontak fisik antara dua orang, seorang tersebut harus menjatuhkan atau dapat mengontrol lawan mereka. Teknik – teknik yaitu joint lock, clinch fighting, grappling hold dan Leverage. Teknik – teknik tersebut merupakan teknik berbahaya, banyak para pegulat dunia mempunyai sejarah panjang serta sebagai atlit sudah menjadi olahraga olimpik lebih dari 100 tahun.

 

Sejarah Olahraga Gulat

Asal usul olahraga ini dapat telusuri kembali sejak 15.000 tahun lalu melalui gambar sebuah gua Perancis. Sebuah Relief terdapat dalam mitologi bangsa Babilonia dan mesir menunjukan aktivitas serta teknik-teknik para pegulat, sehingga ketahui semua orang saat ini. Dalam tradisi barat, referensi untuk pertandingan telah temukan dalam epik Gilgames bangsa Babilonia. Ini berarti bahwa olahraga ini dunia barat pengaruhi oleh bangsa timur Dekat, bangsa Babilonia. Dalam dokomen bangsa Babilonia ceritakan tentang kemenangan seorang pahlawan yang menumpas kejahatan. Dengan menganalisis dokumen tersebut, ternyata, ketahui bahwa mereka yang menjadi pahlawan dan pemenang itu telah mempraktekan teknik gulat untuk mengalahkan musuhnya.

Pada zaman mesir kuno, pertarungan gulat merupakan upaya untuk menunjukan kecakapan fisik dan kemampuan militer para tentara kepada para bangsawan. Wolfgang Decker, seorang peneliti olahraga jaman mesir kuno, berpendapat bahwa gulat terutama sekali gunakan sebagai bentuk pelatihan bagi tentara.

Dalam sejarah yunani kuno, gulat menduduki tempat penting dalam legenda dan sastra. Gulat yang terkenal saat itu adalah gulat kompetisi, karena tidak bentingi oleh peraturan. Namun demikian, gulat tetap menjadi olahraga olimpiade bangsa yunani. Bahkan, gulat yang kembangkan oleh bangsa Romawi kuno banyak meminjam teknik yunani. Yunani banyak mendirikan palaestra atau sekolah gulat, sekolah ini anak laki-laki mempelajari aturan sederhana, tentang gulat yunani. Orang yunani bergulat dalam lubang pasir yang sebut skamma, dan kontestan masih tertutup oleh minyak damn lapisi debu sebelum memasuki arena pertandingan.

Olahraga Gulat Masuk ke Indonesia

Tahun 1959, Bandung pernah mengadakan pertandingan bayaran antara Batling Ong melawan Muh. Kunyu dari Pakistan. Pertandingan ini mendapat perhatian cukup besar dari pecinta olahraga gulat Indonesia, khususnya masyarakat kota Parahyangan, Bandung.

Pertandingan Gulat tersebut penyelnggara oleh PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat), suatu wadah yang menaungi olahraga tinju dan gulat Indonesia. Mengingat pada waktu itu pemerintah dalam hal ini menteri olahraga tidak membenarkan adanya Organisasi Olahraga Tinju dan Gulat bayaran.

Organisasi

Susunan organisasi PGSI berbentuk piramida dan vertikal, berjenjang mulai dari perkumpulan – perkumpulan, pengurus Kabupaten/Kotamadya, Kota (Administratif), Propinsi hingga ke tingkat Pusat.

Ibukota Republik Indonesia Jakarta disusun Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia yang disingkat PB. PGSI, di Ibukota Propinsi disusun Pengurus Daerah PGSI yang disingkat Pengda PGSI, di Ibukota Kabupaten/Kotamadya dan Kota Administratif disusun pengurus cabang disingkat Pengcab PGSI, yang setiap pembentukannya oleh kongres, rapat anggota pemilihan pengurus cabang.